Pelita tanpa padam

Ibu kaulah senandung pagi,

yang membangunkan hari dengan kasih tak henti, 

langkahmu sunyi namun penuh arti,

menyulam harapan dalam setiap peluh yang tersembunyi.


Tanganmu lelah, namun tak pernah mengeluh 

mendekap luka, membalut resah yang luluh 

dari tatap mu, ku belajar tentang sabar,

tentang cinta yang tak pernah menuntut bayar.


Kau ladang do'a ditengah malam

menggugurkan gelisah dalam bisu yang dalam

senyummu adalah rumah pulang

tempat hati bernaung saat dunia terasa bimbang


Ibu,

kau adalah puisi yang tak selesai ku tulis 

karena cintamu terlalu luas untuk diringkas dalam baris,

terimakasih, untuk segalanya,

tanpa kau minta balasnya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Media sosial: Antara manfaat dan tantangan di era digital